Minggu, 02 Maret 2014

10 Burung yang Tidak Bisa Terbang



            Menurut teori, dahulu semua aves bisa terbang. Namun karena evolusi, ada beberapa jenis aves (burung) yang tidak bisa terbang, atau bisa terbang namun hanya sampai ketinggian kurang dari 3 meter. Hal ini disebabkan karena desain tubuh burung-sebut burung tidak diadaptasi untuk bisa terbang. Misalnya karena tubuh yang tidak aerodinamis dan bobot tubuh yang tidak proporsional untuk terbang. Kebanyakan burung-burung yang tidak bisa terbang memiliki berat tubuh yang tidak proporsional dibandingkan sayapnya. Tulang dalam sistem kerangka nya pun tidak berongga sehingga tidak ringan. Dengan sayap yang terlalu kecil dan tidak kuat, menyebabkan burung-burung ini tidak mampu mengangkat tubuhnya untuk terbang. Jika bisa terbang sekalipun, maka tidak bisa terlalu tinggi dan tidak lama. Terkadang ada dari beberapa burung yang sayap atau organ tubuh yang lain telah termodifikasi akibat adaptasi fisiologis untuk bertahan dalam lingkungannya, sehingga tidak berfungsi untuk mendukung penerbangan. Penguin misalnya, sayap penguin telah termodifikasi menjadi sirip yang berguna untuk mendayung tubuhnya selama berenang di dalam air.
            Contoh jenis unggas yang kurang memiliki kemampuan terbang, yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari, adalah ayam dan itik. keduanya bukan tidak mampu terbang. Kita sering melihat ayam ataupun itik terbang dalam keadaan teretntu, misalnya ketika ada dalam bahaya, atau hendak menjangkau tempat yang tinggi. Namun, mereka hanya bisa terbang sampai pada ketinggian tidak lebih dari 3 meter. Hal ini disebabkan karena bentuk tubuh ayam dan itik sama sekali tidak aerodinamis. Bulu keduanya juga kasar dan tidak terkait dengan baik antar bulunya. Berat tubuh keduanya tidak sebanding dengan berat dan ukuran sayap, sehingga sayap yang dimiliki tidak mampu mengangkat tubuh terlalu tinggi dan lama. Ada jenis burung yang bobot dan ukuran tubuhnya tidak proporsional dibanding sayapnya tapi bisa terbang, yakni burung kolibri. Tapi bulu-bullu burung kolibri halus dan memiliki pengait yang baik. Ketika terbang, burung kolibri mengepakkan sayapnya sangat cepat sehingga terlihat seperti getaran lembut. jika ayam melakukan hal ini, maka yang terjadi adalah bulu-bulu ayam akan rontok akibat kepakan yang terlalu cepat.
            Selain ayam dan itik, berikut ini adalah beberapa jenis burung yang tidak bisa terbang.
1. Penguin
Penguin masuk ke dalam group burung yang tidak bisa terbang tetapi dapat berenang. Hidup di kutub selatan, Antarctica. Sangat beradaptasi dengan kehidupan dalam air, penguin mempunyai bulu yang bewarna gelap dan putih, sayap mereka telah berubah menjadi lebih berguna sebagai sirip pada saat mereka berenang. Kebanyakan penguin makan dari Krill (sejenis udang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya yang ditangkap pada saat mereka berenang. Mereka menghabiskan setengah waktu hidupnya berada di daratan dan setengahnya lagi di air.
Walaupun penguin adalah burung yang dikatakan hanya hidup di kutub selatan, seperti Antarctica. Pada kenyataannya, hanya beberapa spesies penguin yang benar-benar tinggal di kedalaman selatan. Beberapa spesies dapat ditemukan di wilayah yang lebih hangat, dan salah satu spesies seperti Penguin Galapagos dapat ditemukan dekat dengan khatulistiwa.
2. Takahe
burung tidak bisa terbang Takahe
Takahe atau dikenal juga dengan nama Takahe Pulau Selatan adalah sebuah burung pribumi yang tidak bisa terbang di New Zealand. Pernah diperkirakan punah sesudah 4 spesimen terakhir dibawa pada tahun 1898. Tetapi setelah beberapa upaya pencarian, ditemukan kembali oleh Geoffrey Orbell di Danau Te Anau, Pegunungan Muchison pada 20 November 1948.
Burung Takahe dewasa memiliki warna keunguan dengan paduan hijau gelap, dimana warna keunguan tersebut adalah warna dominan. Kaki bewarna pink. Betinanya memiliki ukuran yang lebih kecil. Burung ini sangatlah berisik.

3. Burung Unta (Ostrich)
Burung tidak bisa terbang Unta
Burung Unta atau dikenal dalam bahasa Inggris, Ostrich. Merupakan burung terbesar di dunia yang tidak dapat terbang. Burung ini merupakan burung asli Afrika. Burung Unta berada dalam grup yang sama dengan Kiwi, Emu, Rhea dan Kasuari, yaitu Struthioniformes. Burung ini memiliki bentuk leher dan kaki panjang, dapat berlari dengan kecepatan sampai 70 km/jam, menelurkan telur terbesar dibandingkan burung lainnya.
Dari 5 subspesies Burung Unta yang dikenal, 1 telah punah, 1 berada dalam kondisi terancam punah, 3 lagi masih hidup. Mereka hidup dalam grup yang terus berpindah-pindah, dalam grup tersebut berisikan 5 sampai 50 burung. Saat terancam, Burung Unta akan tiduran di tanah atau kabur. Tetapi jika terus dipojokkan, ia akan menyerang dengan kakinya yang kuat.
4. Kasuari (Cassowary)
Kasuari Burung Tidak Bisa Terbang
Sekarang ini, ada 3 spesies Kasuari. Yang paling umum adalah Kasuari Selatan, burung terberat kedua dan terbesar ketiga setelah Unta dan Emu. Burung ini awalnya merupakan burung asli hutan tropis New Guinea, timur laut Australia. Makanan utama Kasuari adlah buah-buahan, walaupun pada dasarnya mereka adalah omnivora, dimana mereka memakan dimulai dari tumbuhan, buah-buahan, jamur, invertebrata dan vertebrata kecil. Kasuari sangatlah pemalu, jika diganggu mereka akan menyebabkan luka yang sangat serius. Mungkin hal ini yang menyebabkan mereka masuk ke dalam daftar salah satu burung paling berbahaya di dunia.


5. Rhea
Rhea Burung yang tidak bisa Terbang
Rhea, burung asli Amerika Selatan. Ada 2 spesies yang belum punah, yaitu Greater Rhea atau Amerian Rhea dan Lesser Rhea atau Darwin's Rhea. Rhea adalah burung yang tidak bisa terbang, besar, kaki panjang dan juga berleher panjang, menyerupai unta. Tidak seperti kebanyak burung, Rhea hanya mempunyai 3 jari kaki. Mereka juga mengeluarkan air seni dari tempat yang berbeda dari cloaca.Greater Rhea ini merupakan spesies yang lebih menyukai alam terbuka dan lapang, hidup di p adang rumput dan dekat perairan. Sedangkan Lesser Rhea akan lebih sering ditemukan di semak-semak, padang rumput atua bahkan gurun.
6. Emu
Burung tidak bisa terbang
Emu adalah burung paling besar di Australia, merupakan burung tertinggi kedua du dunia sesudah Burung Unta. Di Australia, ada 3 subspesies emu yang ditemukan di daratan utama Australia. Burung ini menghindari daerah yang memiliki banyak populasi, hutan yang padat dan wilayah yang kering. Mereka mempunyai leher dan kaki yang panjang serta tidak tebal. Emu juga dapat bergerak dalam lingkup yang cukup besar dan dapat berlari sampai 70 Km/Jam. Mereka makan dari berbagai jenis tumbuhan dan serangga, tetapi juga diketahui dapat tidak makan selama seminggu, serta jarang minum.
7. Galapagos Cormorant
Galapagos Cormorant burung yang tidak bisa terbang
Dikenal juga dengan nama lain Flightless Cormorant, adalah burung asli Pulau Galapagos seperti namanya. Merupakan salah satu contoh fauna yang luar biasa dari pulau itu. Ia merupakan satu-satunya cormorant yang telah kehilangan kemampuannya untuk terbang. Seperti kebanyakan Cormorant, burung ini mempunyai kaki yang beseplaput dan kuat untuk berada di laut, ia makan ikan, belut, gurita kecil, serta mahluk kecil lainnya. Walaupun begitu, mereka tidak pernah berada lebih dari 100m dari tepi pantai.
8. Kiwi
burung tidak bisa terbang Kiwi
Kiwi adalah burung yang tidak bisa terbang dan merupakan hewan endemik New Zealand, berdasarkan ukuran unggas lokal New Zealand, Kiwi adalah yang paling kecil dan menghasilkan telor paling kecil terkait atas ukuran badannya dibandingkan dnegan spesies burung lainnya di dunia. Kiwi adalah simbol dari New Zealand, asosiasi atas istilah Kiwi ini sangatlah besar sampai ia dikenal secara mendunia. Kiwi juga masuk ke dalam daftar burung yang terancam punah, hal ini disebabkan habitatnya yang terus menerus bekerang. Tapi sekarang ini, sebagian besar hutan mereka telah masuk menjadi taman nasional dan berada dalam perlindungan.
9. Tasmanian Nativehen
Tasamanian Native Hen Burung Tidak Bisa Terbang
Tasmanian Nativehen adlah salah satu spesies burung endemik Australia di Pulau Tasmania. Walaupun kebanyakan burung yang tidak bisa terbang mempunyai banyak cerita dimana mereka punah di tangan manusia, Burung ini justru mendapatkan keuntungan dari praktek Agikultural dalam Tasmania. Burung ini memiliki warna coklat zaitun dengan warna putih pada dadanya dan warna yang lebih gelap di bawah. Ekornya biasa bewarna hitam dan berdiri, kakinya tebal serta kuat dengan warna keabu-abuan serta kuku yang tajam. Memiliki mata merah.

10. Kakapo
Burung Tidak Bisa Terbang Kakapo
Burung yang terkadang ditemukan sebagai peliharaan ini, juga masuk ke dalam daftar burung yang tidak bisa terbang. Dikenal sebagai spesies nuri yang besar, tidak bisa terbang, hidup di malam hari dan berada di darat.
Gabungan beberapa karakter seperti burung nuri satu-satunya yang tidak bisa terbang, berat, hidup di malam hari, hebivora, pejatannya tidak punya rasa kekeluargaan, metabolisme rendah dan pada masa kawinnya memiliki 1 atua 2 betina, membuatnya menjadi burung yang unik.

PENGERTIAN DAN CIRI TULISAN ILMIAH


   Pengertian Tulisan Ilmiah
Tulisan merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan tulisan ilmiah (menurut Brotowidjoyo) adalah tulisan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Bentuk tulisan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis tulisan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tulisan ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan, dengan ciri-ciri : disusun menggunakan bahasa ilmiah, topik yang disajikan berupa fakta, berisi gagasan ilmiah, didasarkan pada hasil penyelidikan-penyelidikan (fakta-fakta ilmiah), dan topik disajikan secara deskriptif.
            Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat juga tersebar secara lebih meluas sesuai dengan sasaran atau target audiencenya. Seseorang (atau lebih) menyusun suatu karya tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh orang lain baik untuk orang tertentu, golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas.
     Kualitas suatu karya tulis dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama, tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh topik materi tulisan atau pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan terhadap upaya menarik minat pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja belumlah memadai bila tidak diiringi bahasan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Untuk memudahkan pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi dan interpretasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai ragam pembaca maupun oleh berbagai bentuk karya tulis tentunya penulisan tersebut harus dapat memenuhi persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun sistematika penulisan tertentu yang sudah baku.

  Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah

Tulisan ilmiah mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya:
a) Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu secara konseptual dan prosedural, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
b) Objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.
c)  Cermat, tepat, dan benar.
d) Tidak persuasif. Meskipun pada banyak kejadian ditemui tujuan dari tulisan ilmiah itu sendiri adalah untuk membuat pembaca merubah pendapat, itu tidak lantas menjadikan karya ilmiah sebagai ajang bujukan dan penuh dengan argumentasi untuk membujuk pambaca, namun yang menjadi tujuan dari tulisan ilmiah adalah agar pembaca mampu mengubah mindsetnya dengan menelaah fakta-fakta yang disajikan.
e)  Tidak argumentatif
f)  Tidak emotif, artinya tidak menonjolkan perasaan.
g) Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri dan tidak memihak suatu pihak.        
h)  Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

sumber : 
Maimunah, Siti Annijat. 2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Malang : UIN MALIKI PRESS
Sugono, Dendy. 2012. Bahasa Indonesia dalam penulisan Karya Ilmiah (E-Jurnal). Diakses melalui http://www.ktiguru.net pada 15/10/ 2013 (10:35)